Halaman

Kamis, 03 Februari 2011

Shisha Aman?

Berawal dari reunian SD setahun yang lalu, gue mulai mencari tau apa itu SHISHA. Ya, waktu itu gue di ajak temen gue ke salah satu kafe ala timur tengah untuk sekedar nongkrong. Di situ ada tabung aneh yang ada selangnya. Karena bergaya timur tengah gue kira tu tabung tempat penyimpanan jin tapi ternyata bukan. Orang-orang bilang itu shisha.

Awal denger, gue kira tu sisa apaan, entah sisa orang makan yang ga habis ataupun sisa pembuangan limbah pabrik. Tapi kata mereka itu enak, bikin tenang. Nah dari kata "bikin tenang" itu gue udah curiga, masa iya bikin tenang? Dalam pikiran gue cuma ada satu hal yang terlintas "ROKOK". Dari warna, asap, dan karakteristiknya (wetseh, kayak ahli aja gue) itu benda pasti sama dengan rokok. Tiba-tiba temen gue membuyarkan analisis gue, "kid, isep nih" (kata-kata ini seolah-olah gue berada di sebuah adegan film dewasa, plaakk). Walaupun sudah di tawarin, gue tetep ga ngisep tuh shisha. Masa iya gue mau nyoba hal yang gue ga tau apa itu. Malam itu gue berhasil membunuh rasa gengsi gue.

Setelah setahun berlalu, ternyata kafe yang menyediakan shisha semakin banyak. Gue pun penasaran, shisha tuh aman atau ngga. Dan setelah gue searching di mbah google ternyata hasilnya sesuai dugaan gue. Banyak yang nganggep kalo shisha aman, beda dari merokok. Tapi ternyata shisha yang juga berbahan dasar tembakau lebih berbahaya daripada merokok. Department of Health and the Centre for Tobacco Control menyebutkan kalo shisha sama bahayanya dengan merokok karena bisa meningkatkan kadar karbonmonoksida dalam tubuh.

Studi lebih lanjut di temukan kalau non-perokok memiliki 3 ppm (parts per million) CO2 dalam darahnya dan itu berarti berada di level normal. Perokok ringan memiliki 10-20 ppm CO2, yang berarti 2-4% bagian darahnya tidak bekerja dengan benar. Perokok berat memiliki 30-40 ppm CO2 (5-7% darah tidak bekerja dengan benar). Lalu berapakah kadar CO2 dalam darah penghisap shisha? Ternyata eh ternyata penghisap shisha memiliki kadar CO2 sebanyak 40-70% dalam darahnya. Waow! Fantastik! Itu berarti 8-12% darah mereka tidak bekerja dengan benar. Dan itu membuktikan bahwa shisha 4-5 kali bisa meningkatkan kadar CO2 di banding merokok.

Yah berdasarkan hasil tersebut gue bersyukur banget waktu itu gue ga ikutan ngisep shisha, hha. Orang-orang yang menghisap shisha sebagai pengganti "merokok-yang-aman" harus berpikir dua kali lagi. Orang yang ga ngerokok aja belum tentu hidup lama, apalagi yang ngerokok?