Halaman

Minggu, 14 April 2013

Hey Merbabu!

Bagi kebanyakan orang yang sudah menonton 5cm mungkin Semeru adalah impian. Dimanjakan dengan panorama yang indah, siapa yang tidak tergoda coba? Mungkin saya adalah salah satunya.Sejak kecil dikisahkan oleh ibu saya tentang indahnya Semeru yang pernah beliau daki, membuat saya ingin mendaki gunung tersebut. Lah ini kenapa ngomongin Semeru? Karena Semeru belum dijelajahi, jadi Merbabu aja ya!

Berawal dari ajakan Irsyad untuk mendaki Merbabu, gunung dengan ketinggian 3142 mdpl, di Jawa Tengah, sayapun berangkat kesana dalam pencarian jati diri. Nah kami berangkat ke boyolali dengan bus yang membuat pipi saya biru akibat terantuk disepanjang perjalanan (ugal-ugalan parah nih busnya, -_-). Dari boyolali ke Selo, desa yang merupakan basecamp/awal pendakian. Dari sinilah kisah bermula....
suasana di bus menuju Selo
pendakian dimulai dengan semangat!

Pendakian dimulai pukul 10.15 dengan semangat berkobar layaknya kompor. Dengan langkah 45 kami menuju Pos 1 tanpa ada kesulitan. Sekitar pukul 11an kami sampai di Pos 1. setelah beristirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan untuk mencapai Pos 2. Nah di sepanjang perjalanan ini medannya sudah berubah. Jalan mulai mendaki dan licin, bahkan sempat membuat saya terpeleset. Dengan langkah yang mulai gontai dan napas ngos-ngosan, kami tiba di Pos 2 dengan agak selamat. Ya, tenaga terkuras cukup banyak untuk mendaki, namun jalan masih panjang. Di perjalanan mencari Pos 3, kami melewati bukit-bukit yang mirip bukit teletubbies, keren! tapi tidak sempat difoto karena tertutup kabut. Setelah bukit teletubbies, ternyata kami langsung sampai di Sabana, yang berarti Pos 3 telah terlewati! Waw! sangat diluar ekspektasi! Di Sabana kabutnya sangat tebal sehingga mengganggu penglihatan.
 tebalnya kabut tak menghalangi untuk narsis (walau gak keliatan mukanya, -_-)

tenda 2x2 yang diisi 6 orang, -_-

Setelah pendirian tenda yang sangaaaat kecil untuk kami berenam, kami memutuskan untuk tidur! kenapa tidur padahal waktu masih menunjukkan pukul 4 sore? karena kami sudah putus asa untuk membuat makanan dengan menggunakan api spritus yang sangat panas, -_-.

Pukul 3 pagi kami bangun dan berangkat ke puncak bersama mas mas dari amik*m jogja yang juga nge camp disana. Dinginnya pagi dan badai yang menerjang (benar terjadi ini) membuat badan terus mengigil. Oksigen yang tipis ditambah angin yang dingin dan tubuh yang kelelahan membuat mental menjadi down dan berpikiran untuk berhenti. Namun tekad lah yang membawa kami ke puncak.Semua lelah serasa hilang begitu saja, membuat saya berlarian kesana kemari, layaknya anak kecil yang baru dibelikan mainan (oke ini lebay, -_-)

diatas awan! 3142 mdpl
dibelakang terlihat gunung Merapi

Setelah puas bernarsis ria, dan melihat sunrise, kamipun turun. Ternyata jalan yang dilalui, yang tertutup kabut dan gelapnya malam itu sungguh indah ketika pagi hari. Hamparan rumput yang luas dan perbukitan membuat semua lelah hilang. Ternyata sungguh indah negeriku, Indonesia!

perjalanan turun dari puncak, menuju tenda



-It is not the mountain we conquer, but ourselves-
Edmund Hillary